06 Oktober 2007

Tiga perkembangan terpenting

dalam Sejarah Gereja Abad ke-20

1. Gerakan Ekumene dan terbentuknya Dewan Gereja Sedunia (WCC, World Council of Churches) tahun 1948 di Amsterdam. Selain memperhubungkan gereja-gereja, gerakan ekumene juga memperkuat komitmen gereja-gereja terhadap agenda dunia: sosial, ekonomi, politik, ekologi, HAM, dst.
2. Konsili Vatikan II (1962-1965), terutama dalam kaitan dengan semangat pembaruan gereja (aggiornamento), khususnya keterbukaan terhadap agama-agama non-Kristen, yang berdampak pada perkembangan theologia religionum yang inklusif dan pluralis.
3. Munculnya Liberation Theology/ies di Amerika Selatan (sejak 1968) dengan pengaruhnya yang luas dalam berbagai teologia yang menekankan emansipasi dan kontekstualisasi (termasuk teologia feminis) di seluruh dunia.

Gerakan Pentakosta sejak awal abad ke-20 dengan kelanjutannya dalam Gerakan Kharismatik kemudian bisa ditambahkan sebagai perkembangan keempat terpenting.
(Zakaria Ngelow)

Essential culture for theologians

Beberapa posting sebelumnya mengenai daftar essentials plays, novels, painting, films semuanya berhubungan dengan kebudayaan Barat. Daftar itu dari Essential culture for theologians yang dapat anda lihat selengkapnya dalam
http://faith-theology.blogspot.com/2006/02/essential-culture-for-theologians_26.html
Suatu daftar yang mencakup "kebudayaan dunia", atau yang lebih khusus Asia (atau Indonesia?) perlu pula disusun.
Kirimlah daftar anda. Siapa mau mulai? Salam.

Essential plays for theologians

1. Aeschylus (525-245 BCE): the Oresteia
2. Sophocles (496-406 BCE): Antigone
3. Aristophanes (c.448-380 BCE): The Frogs
4. The York Mystery Cycle (from 14th century)
5. Christopher Marlowe (1564-93): Dr. Faustus
6. William Shakespeare (1564-1616): King Lear
7. John Milton (1608-74): Samson Agonistes
8. Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832): Faust
9. Henrik Ibsen (1828-1906): The Master Builder
10. August Strindberg (1849-1912): Miss Julie
11. George Bernard Shaw (1856-1950): Man and Superman
12. Anton Chekov (1860-1904): The Cherry Orchard
13. Luigi Pirandello (1867-1936): Six Characters in Search of an Author
14. Eugene O’Neill (1888-1953): Long Day’s Journey into Night
15. T. S. Eliot (1888-1965): Murder in the Cathedral
16. Bertolt Brecht (1898-1956): Mother Courage
17. Jean-Paul Sartre (1905-80): No Exit
18. Samuel Beckett (1906-89): Waiting for Godot
19. Arthur Miller (1915-2005): The Crucible
20. Harold Pinter (1930- ): The Caretaker

Essential novels for theologians

“Philosophy, religion, science, they are all of them busy nailing things down, to get a stable equilibrium.... But the novel, no.... If you try to nail things down in the novel, either it kills the novel, or the novel gets up and walks away with the nail.” — D. H. Lawrence

1. Nathaniel Hawthorne, The Scarlet Letter (1850)
2. Herman Melville, Moby Dick (1851)
3. George Eliot, Middlemarch (1872)
4. Leo Tolstoy, Anna Karenin (1876)
5. Fyodor Dostoevsky, The Brothers Karamazov (1880)
6. Franz Kafka, The Trial (1925)
7. Graham Greene, The Power and the Glory (1940)
8. Thomas Mann, Doctor Faustus (1947)
9. Albert Camus, The Plague (1947)
10. Ernest Hemingway, The Old Man and the Sea (1952)
11. J. R. R. Tolkien, The Lord of the Rings (1955)
12. William Golding, The Spire (1964)
13. Alexander Solzhenitsyn, The Gulag Archipelago (1975)
14. Umberto Eco, The Name of the Rose (1983)
15. Toni Morrison, Beloved (1987)

Essential paintings for theologians

“All art is nostalgia for God.” —Alexei Jawlensky
“The past is not dead. It is not even past.” —William Faulkner

(click title to visit the painting)

Here is the list, ordered chronologically:
1. Duccio di Buoninsegna (c.1255-1319): “The Temptation of Christ on the Mountain”
2. Ambrogio Giotto (1267-1337): “Noli me Tangere”
3. Tomaso Masaccio (1401-1428): “The Tribute Money”
4. Piero della Francesca (c.1420-92): “The Resurrection”
5. Hieronymous Bosch (c.1450-1516): “The Crowning with Thorns”
6. Leonardo da Vinci (1452-1519): “Madonna on the Rocks”
7. Albrecht Dürer (1471-1528): “Christ among the Doctors”
8. Mathias Grünewald (c.1475-1528): “Christ on the Cross” (from the Eisenheim Altarpiece)
9. Sanzio Raphael (1483-1520): “Sistine Madonna”
10. Hans Holbein (1496/8-1543): “The Body of the Dead Christ in the Tomb”
11. Pieter Brueghel (c.1525-69): “The Adoration of the Magi”
12. Michelangelo Caravaggio (1573-1610): “The Calling of St. Matthew”
13. Peter Paul Rubens (1577-1640): “The Descent from the Cross”
14. Diego Velasquez (1599-1660): “Christ Crucified”
15. Rembrandt van Rijn (1606-69): “The Adoration of the Shepherds”
16. Francisco José de Goya (1746-1828): “Christ on the Mount of Olives”
17. William Blake (1757-1827): “The Trinity” [sketch]
18. Paul Gauguin (1848-1903): “The Yellow Christ”
19. Stanley Spencer (1891-1959): “The Resurrection, Cookham”
20. Salvador Dali (1904-1989): “Christ of St. John of the Cross”

Top Ten Essential Films for Theologians

in alphabetical order are:

The Apostle (Robert Duvall, 1997).
Balthazar (Au hasard Balthazar; Robert Bresson, 1966).
The Big Kahuna (John Swanbeck, 1999).
Blade Runner (Ridley Scott, 1982).
The Decalogue (Dekalog; Krzysztof Kieslowski, 1989)
Jesus of Montreal (Jésus De Montréal; Denys Arcand, 1989).
Magnolia (P.T. Anderson, 1999).
The Mission (Roland Joffé, 1986).
Monty Python's Life of Brian (Terry Jones, 1979).
Wings of Desire (Der Himmel über Berlin; Wim Wenders, 1987).

Top ten systematic theologies

1. Karl Barth, Church Dogmatics
2. Thomas Aquinas, Summa theologiae
3. Friedrich Schleiermacher, The Christian Faith
4. John Calvin, Institutio christianae religionis
5. Origen, De principiis
6. Paul Tillich, Systematic Theology
7. Wolfhart Pannenberg, Systematic Theology
8. Emil Brunner, Dogmatics
9. Robert W. Jenson, Systematic Theology
10. Helmut Thielicke, The Evangelical Faith

The greatest achievements of modern theology

If a thousand years from now some curious scholar looks back on nineteenth- and twentieth-century theology, what will she say our greatest theological achievements were? What are the most important contributions of modern theology? What are the developments that stand out most within the broader span of church history? What are the theological achievements that will still stand out hundreds of years from now?
Obviously it will take plenty of subjectivity—not to mention pure guesswork—to answer these questions. But I’m going to have a shot at it. Stay tuned, because over the next couple of days I’ll give you my “Top Five Countdown” of the five greatest achievements of modern theology. (Can you guess what the Number One Achievement will be?)

Here is a summary of the Countdown:

5. Karl Barth’s doctrine of election
4. Revelation as self-revelation
3. The hermeneutical question
2. The triumph of actuality over possibility
1. The historical-critical method

Calvin-Jubilee-Year 2009

28 September 2007 Federasi Gereja-gereja Protestan Swiss secara resmi meluncurkan Website for the Calvin-Jubilee-Year 2009. Portal interaktif ini mengedepankan informasi yang terkait dengan peringatan 500 tahun reformator Yohanes Kalvin dalam 4 bahasa (Jerman, Inggeris, Perancis, Spanyol). Klik http://www.calvin09.org/

05 Oktober 2007

Buatlah Perubahan

Seruan WARC (World Alliance of Reform Churches)

Dunia berseru menuntut keadilan ...
Berakad-tekadlah untuk keadilan ekonomi dan bumi.
Mobilisasi gereja-gereja untuk menyikapi isu-isu keadilan ekonomi dan ekologi, sebarkan model-model keadilan bagi perdagangan, pertanian dan ekonomi.

Sejumlah gereja-gereja mengalami penyusutan jumlah warganya ...
Carilah pembaruan spiritual
Buatlah bentuk-bentuk ibadah yang lebih bermakna
Perdalam pembaruan spiritual gereja-gereja.

Dunia mengalami fragmentasi ...
Perkembangkan persekutuan dalam keluarga Reform dan kesatuan dalam gereja secara ekumenis
Berdialoglah dengan persekutuan-persekutuan lain menyangkut masalah-masalah teologis yang menentukan
Kerjasamalah dengan kelompok-kelompok gereja pada lingkup luas keadilan dan isu-isu teologis.

Gereja-gereja ditantang untuk menyatakan berita Injil ...
Interpretasikan tradisi Reform
Dampingi gereja-gereja merayakan capaian-capaian kalangan Reform
Binalah pemimpin-pemimpin bagi gereja-gereja.

Gereja-gereja bergumul dengan panggilannya ...
Perkembangkan kesatuan dalam misi, pembaruan misi dan pemberdayaan misi
Temukan cara-cara baru untuk bersama-sama dalam misi
Perkuatlah jangkauan gereja-gereja di semua bagian dunia

Perempuan dan gadis-gadis menderita diskriminasi ...
Promosikan inklusivitas dan kemitraan dalam gereja dan masyarakat
Sikapi ketidaksetaraan dan kekerasan gender
Berilah tempat bagi perempuan dan pemuda dalam gereja dan masyarakat.

Kekerasan membinasakan umat manusia dan bumi ...
Mampukan gereja-gereja Reform untuk bersaksi bagi keadilan dan perdamaian
Bela hak-hak asasi manusia
Dukung prakarsa-prakarsa perdamaian.

(Terjemahan bebas Zakaria Ngelow, member Advisory Committee WARC Mission Project 2006 - 2010 )

WARC’s Calling

(kiriman BPS Gereja Toraja)

Making a Difference

The world cries for justice…
Covenanting for justice in the economy and the earth.
Mobilizing churches to address economic and ecological justice issues advocating for justice models for trade, agriculture and economic

Some churches see membership dwindling…
Searching for spiritual renewal
Creating more meaningful forms of worship
Deepening the spiritual renewal of churches

The world is fragmenting…
Fostering communion within the reformed family and the unity of the church ecumenical.
Dialoguing with other communions on critical theological matters
Collaborating with church groups on a wide range of justice and theological issues


Churches are challenged to articulate the gospel message…….
Interpreting the Reformed tradition
Assisting churches in celebrating Reformed accomplishments
Developing leaders for churches

Churches wrestle with mission…
Fostering mission in unity, mission renewal and mission empowerment
Finding new ways to be in mission together
Strengthening the outreach of churches in all parts of the world

Women and girls suffer discrimination…
Promoting inclusively and partnership in church and society
Addressing gender inequality and violence
Making a place for women and youth in church and society.

Violence kills people and the planet…
Enabling Reformed churches to witness for justice and peace
Advocating for human right
Supporting peace initiatives

A Letter From God to Woman

(kiriman Nancy Souisa, PERSETIA)

If you ever look at yourself & feelthat you don't measure up, read this & your outlookwill change before you finish reading it!This is good to keep, not just to read from time to time,but to also keep stored in your heart!Enjoy, & remember who you are!!!
When I created the heavens and the earth,I spoke them into being.When I created man, I formed him andbreathed life into his nostrils.But you, I fashionedafter I breathed the breath of life into manbecause your nostrils are too delicate.I allowed a deep sleep to come over him soI could patiently and perfectly fashion you.Man was put to sleep so thathe could not interfere with the creativity.From one bone, I fashioned you.I chose the bone that protects man's life.I chose the rib,which protects his heart and lungs and supports him,as you are meant to do.Around this one bone, I shaped you .......
I modelled you.I created you perfectly and beautifully.Your characteristics are as the rib,strong yet delicate and fragile.You provide protection forthe most delicate organ in man, his heart.His heart is the centre of his being;his lungs hold the breath of life.The rib cage will allow itself to be brokenbefore it will allow damage to the heart.You are my perfect angel....
You are my beautiful little girl.You have grown to be a splendid woman of excellence,and my eyes fill when I see the virtues in your heart.Your eyes......don't change them. Your lips -- how lovely when they part in prayer.Your nose, so perfect in form.Your hands so gentle to touch.I've caressed your face in your deepest sleep.I've held your heart close to mine.Of all that lives and breathes, you are most like me.Adam walked with me in the cool of the day,yet he was lonely.He could not see me or touch me. He could only feel me.So everything I wanted Adam to shareand experience with me, I fashioned in you;my holiness, my strength, my purity,my love, my protection and support.You are special because you are an extension of Me.Man represents my image, woman my emotions.Together, you represent the totality of God.You are loved, respected and fragile.
Send this to all of the wonderful women you know -- to bless their day...
"Keep shining, Keep running,Keep hoping, Keep praying.Keep being exactly what you are alreadyin God's eyes ... COMPLETE!!!"

04 Oktober 2007

MINGGU DOA UNTUK KESATUAN KRISTEN

Kiriman "BPS Gereja Toraja" <bpsgerejatoraja@telkom.net>,

Pray without ceasing (1 Tes 5: 13b-18)

I Tesalonika 5: 12a, 13b-18
Kami meminta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.

Refleksi-refleksi Alkitab dan doa untuk delapan hari

Hari I Selalu Berdoa
Berdoa tanpa henti (1 Tes 5: 17)
Yes. 55:6-9 Carilah Tuhan dimana Ia dapat ditemukan
Maz 34 Saya menemukan Tuhan, dan Dia menjawabku
1 Tes 5: (12a)13b-18 Berdoa tanpa henti
Luk. 18:1-8 Selalu berdoa tanpa jemu-jemu

Refleksi
Paulus menulis “Selalu mengucap syukur, berdoa tanpa henti, berterimakasih dalam seluruh keadaan; karena ini adalah kehendak dari Tuhan dalam Yesus Kristus untuk kita”. Suratnya ditulis untuk komunitas yang setia yang kuatir akan kematian/akhir hidup.Banyak hal baik yang saudara-saudara percaya “ tertidur/terlena” sebelum Tuhan datang untuk membawa semuanya kedalam penebusan. Apa yang akan terjadi terhadap kematian yang sejati/setia? Apa yang akan terjadi dengan kehidupan? Paulus meyakinkan mereka bahwa kematian akan bangkit, hidup dan mendorong mereka untuk “selalu berdoa tanpa henti”. Apakah arti berdoa tanpa henti? Kami menemukan pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini dalam Today’s Readings. Seluruh hidup kita adalah untuk mencari Tuhan, yakinlah akan itu, maka kita akan menemukan.

Dalam pertengahan masa pengasingan, ketika semuanya kelihatan tidak ada harapan dan kering, nabi Yasaya menyatakan, “Carilah Tuhan dimana dia dapat ditemukan, berserulah kepada Dia selagi Dia dekat.” Walupun dalam masa pengasingan, Tuhan selalu dekat dan memperhatikan umatNya untuk berpaling kepadaNya dalam doa dan mematuhi perintah/aturan-aturanNya, oleh karena itu mereka dapat mengetahui kebaikan/pengasihan dan pengampunanNya. Mazmur 34, menyatakan penglihatannya sebagai bukti bahwa Tuhan akan menjawab mereka yang bersera/ memanggil Dia, dan meletakkan pujian untuk panggilan doa tanpa henti.

Dalam injil Lukas, Yesus megajarkan murit-muritNya dengan perumpamaan tentang janda yang mencari keadilan dari seorang hakim yang takut akan Tuhan juga menghormati orang. Cerita ini sebagai sebuah peringatan dari kebutuhan untuk kesetian dalam doa.-“selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”- dan untuk meyakinkan bahwa doa terjawab: Tidakkah Tuhan mencari keadilan dari pada orang pilihanNya yang berteriak/ berseru kepadaNya siang dan malam?

Sebagai umat Kristen dalam mencari kesatuan, kami merefleksikan dalam bacaan ini untuk menemukan “kehendak Tuhan dalam Yesus Kristus untuk kalian”. Adalah Kristus yang hidup didalam kita. Panggilan kita untuk berdoa tanpa jemu/henti menjadi bagian dari keterlibatan abadiNya kepada Bapa: “bahwa semuanya menjadi satu,… dimana dunia dapat percaya…”. Kesatuan yang kita cari adalah kesatuan ‘sebagai mana kehendak Kristus’ dan ketentuan ‘octave’ dari doa umat Kristen untuk kesatuan yang diringkas dalam konsep refleksi Alkitab, bahwa suatu waktu doa kita akan terjawab.

Kesatuan adalah sebuah pemberian Tuhan yang diberikan kepada gereja. Juga merupakan panggilan untuk umat Kristen untuk memberitakan berkat/karunia ini. Berdoa untuk kesatuan Kristen adalah sumber kekuatan semua usaha keras untuk menunjukkan kepenuhan persekutuan yang nyata. Ada banyak buah-buah dari seratus tahun doa octave untuk kesatuan Kristen. Banyak juga yang terikat dimana Kristen dan gereja-gereja mereka terbagi. Jika kita tidak putus asa, kita harus teguh dalam doa sehingga kita dapat mendapati Tuhan dan kehendakNya dalam seluruh tindakan kita dan kita semua.

Doa
Tuhan yang menyatuakan, Bapa,Putra, dan Roh Kudus, kami berdoa tak henti-henti sehingga kami boleh menjadi satu sebagaimana engkau adalah satu. Bapa, inilah kami yang mencari-Mu. Kristus, membuat kita untuk bersatu yang merupakan kehendak dari-Mu pada kami. Roh, semoga kami tidak kehilangan semangat. Amin.


Hari 2 Selalu berdoa, percaya hanya pada Tuhan
Bersyukurlah dalam segala suasana (1 Tes. 5:18)

1 Raj 18:20-40 Tuhan dialah Allah
Maz. 23 Tuhan adalah gembalaku
I Tes. 5: (12a)13b-18 Mengucap syukur dalam segala bentuk/suasana
Yoh. 11:17-44 Bapa, aku mengucap syukur karena engkau telah mendengarkan aku.

Refleksi
Berdoa adalah akar dari kepercayaan pada kuasa dan kesetian Tuhan. Tuhan sendiri adalah satu-satunya yang memegang semuanya dalam tanganNya, saat ini hingga masa yang akan datang. FirmanNya meyakinkan dan terpercaya.

Cerita tentang Elia dalam 1 Raja-Raja dengan sangat mengesankan menunjukkan satu-satunya Tuhan. Elia mengutuk dengan sangat rasul-rasul yang memuja baal, yang tidak menjawab doa-doa mereka. Pada saat Elia berdoa kepada satu Tuhan orang Israel, respon yang di dapatkan dengan cepat dan sangat ajaib. Menyadari hal ini, orang-orang berbalik hati kembali kepada Tuhan.

Mazmur 23 adalah merupakan saksi dari kepercayaan. Hal tersebut memperlihatkan seorang yang percaya bahwa tuntunan Tuhan padanya dan tinggal dengannya juga didalam kegelapan hidup dan dalam situasi menyedihkan dan jahat.

Kita mungkin menemukan hal-hal seperti ini yang mungkin sulit , bahkan membingungkan. Kita mungkn mengalami saat-saat yang sukar dan pengenalan. Kadang kita merasa Tuhan itu menghilang. Tetapi dia tidak pernah absent. Dia akan menyatakan kemuliaanNya ketengah-tengah konflik/pergumulan manusia. Oleh karena itu berterimakasihlah kepada Tuhan setiap saat.

Kebangkitan Lasarus dari kematian adalah salah satu bagian yang paling dramatis yang terekam dalam injil Yohanis. Merupakan kenyataan dari kuasa Tuhan untuk menghancurkan tulang-tulang yang meninggal dan antisipasi akan ciptaan yang baru. Pada saat dimana orang-orang berdoa kepada Tuhan dengan nyaring, mengucap syukur kepada Bapa-Nya untuk perbuatan yang besar yang akan dia lakukan. Karya penyelamatan Tuhan dipenuhi melalui Kristus sehingga semua akan datang untuk percaya.

Sejarah Ekumenikal adalah sebuah cara dimana kita menyadari perbuatan ajaib Tuhan. Komunitas Kristen yang telah terpisah satu sama lain datanglah bersama. Mereka menemukan kesatuan mereka dalam Kristus dan datang untuk mengerti bahwa mereka adalah bagian-bagian dari satu gereja dan saling membutuhkan satu sama lainnya.

Pandangan dari kesatuan dapat menjadi gelap karena dilakukan dengan rasa frustasi dan penuh dengan kekuatiran. Pertanyaan mungkin muncul walupun kita umat Kristen telah terpanggil untuk tinggal bersama. Doa yang terus-menerus membuat kita tetap menghadap/melihat Tuhan dan percaya kepada Dia. Kita diyakinkan bahwa Dia masih tetap bekerja untuk kita dan akan menuntun kita pada terang kemenaganNya. KerajaanNya bermula dengan pengertian/kerjasama kita dan tumbuhlah kesatuan.

Doa
Tuhan pencipta segalanya, inilah anakmu sebagai mana kami berdoa. Tolong kami untuk selalu setia dan percaya kepada-Mu. Ajar kami untuk berterimakasih/ bersyukur dalam semua hal, bergantung pada belas kasih-Mu. Beri kami kebenaran dan harapan, sehingga gereja-Mu boleh bangkit untuk hidup baru dalam satu persaudaran. Hanya engkaulah satu harapan. Amin.


Hari 3 Berdoa tanpa henti untuk berubahan hati
Kami juga menasehati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. (1 Tes 5:14)

Yoh. 3:1-10 Pertobatan Ninewe
Maz 51:8-15 Ciptakan hati yang suci didalam ku
1 Tes. 5: (12a)13b-18 Kuatkan yang berhati lemah
Mar 11: 15-17 Rumah Doa

Refleksi
Pada permulaan dan didalam hati proyek ekumenikal dapat ditemukan sebuah panggilan yang sangat penting untuk pertobatan dan untuk berubah. Kami kadang-kadang ingin mengetahui bagaimana menghubingi satu sama lainnya untuk tugas/misi ini bersama dengan komunitas Kristen kami seperti Paulus mengajak/mengundang kami untuk membuat surat pertama kepada Tesalonika. Jika ada satu atau yang lainnya menyebabkan perpisahan, dia seharusnya dikritik; jika beberapa orang takut terhadap semua bahwa sebuah perbedaan rekonsiliasi dapat terlibat, mereka seharusnya dikuatkan/didukung.

Mengapa menyembunyikan kenyataan? Jika perbedaan antara keberadaan Kristen, itu juga melalui kekurangan untuk terlibat dalam dialog ekumenikal dan bahkan melalui doa untuk kesatuan.

Alkitab memberitahu kita bagaimaan Tuhan mengirim Yunus untuk memperbaharui Ninewe dan bagaimana sehingga seluruh isi kota bertobat. Dalam cara yang sama, komunitas kristen haruslah mendengar firman Tuhan dan bertobat. Dalam perjalanan pada abad terakhir, kita tidak kekurangan persatuan nabi-nabi yang telah membuat umat Kristen khawatir dari kenyataan ketidak setiaan dalam perbedaan kita dan mengingatkan mereka akan pentingnya rekonsiliasi.

Dalam bentuk keterlibatan yang besar dari Yesus dalam tempat ibadah, panggilan untuk rekonsiliasi Kristen, sungguh-sungguh dapat menjadi pertanyaan pada pengertian diri kita sendiri. Kita juga mempunyai kebutuhan yang besar untuk disucikan. Kita perlu tau bagaimana kita mebebaskan hati kita dari semua, yang mencegah mereka menjadi sebuah rumah doa yang benar, mengingat keutuhan untuk semua orang.

Doa
Keinginan Tuhan sungguh sangat dalam untuk kita, dalam pencarian hati umatNya, engkau mengajar kami untuk bermohon dan saling mengerti. Ajar kami untuk saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan menuju kesatuan. Tunjukkan kami perubahan yang perlu untuk rekonsiliasi. Berilah kami sebuah pembaharuan, pekabaran injil dari hati yang benar, kami berdoa kepada Mu. Amin

Hari 4 Selalu berdoa untuk kebenaran
Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.(1 Tes 5:15)

Kel. 3:1-12 Tuhan mendengarkan seruan umat Israel
Maz 146 Tuhan … melindungi dengan keadilan untuk yang lemah/terluka.
1 Tes 5: (12a) 13b-18 Melihat bahwa tidak ada dari engkau yang dapat menggantikan kejahatan untuk kejahatan
Mat. 5:38-42 Jangan menawarkan perlawanan terhadap seorang yang jahat

Refleksi
Bersama-sama sebagai umat Tuhan, kami dipanggil berdoa untuk keadilan. Tuhan mendengar seruan dari yang lemah, yang membutuhkan, yang yatimpiatu dan janda. Tuhan adalah kebenaran dan jawaban bersama dengan putraNya, Yesus Kristus, yang memerintah kita untuk bekerja sama dalam persatuan perdamaian dan tidak dengan kekerasan. Paulus juga meyakinkan ini dalam kata-kata “lihatlah tidak ada seorang pun yang dapat membalas kejahatan untuk kejahatan, tetapi selalu mencari untuk kebaikan satu dengan yang lain.

Doa umat Kristen yang tanpa henti untuk keadilan, bahwa setiap manusia akan diperlakukan dengan baik dan berbagi dalam dunia ini. Di Amerika Serikat, ketidak adilan atas perbudakan orang Afrika berakhir dengan pertumpahan darah dalam perang sipil, diikuti dengan seabad negara mendukung rasisme. Walaupun gereja-gereja terpisah oleh karena warna kulit. Dengan sangat sedih, rasisme dan bentuk-bentuk lain dari ketidak adilan/ rasisme, seperti ketakutan akan persekutuan-persekutuan/ kelompok-kelompok, masih ada di dalam kehidupan orang Amerika.

Melalui kerjakeras gereja-gereja, khususnya gereja-gereja Afrika-America dan rekan pekabaran injil, dan lebih lagi khususnya melalui anti-perlawanan kekerasan terhadap Pendeta Dr. Martin Luther King Jr, bahwa hak warga sipil untuk semua dilindungi oleh hukum Amerika. Pernyataannya yang sangat tegas bahwa hanya Kristus- seperti cinta sejati yang dapat mengalahkan kebecian dan membawa transformasi dari masyarakat secara terus-menerus untuk menginspirasi Umat Kristen, membawa mereka bersama-sama bekerja untuk keadilan. Hari ulangtahun Dr King dikenang sebagai libur nasional di Amerika Serikat. Setiap tahun, bertepatan sebelum atau bersama dalam Minggu Doa untuk persekutuan orang Kristen.

Tuhan mendengar dan merespon seruan umat Israel. Tuhan selalu mendengar dan merespon panggilan semua yang lemah. Yesus mengingatkan kita bahwa keadilan Tuhan adalah secara pribadi keinginannya dalam mengorbankan keselamatan-Nya sendiri, kekuatan dan hargadiri-Nya, dan membawa hidupnya dalam dunia ini untuk keadilan dan rekonsiliasi dimana semua orang diperlakukan sama berharganya dan dihargai/dihormati.

Hanya melalui kita mendengar dan merespon seruan dari yang lemah, kita dapat maju kedepan bersama-sama menuju kesatuan. Ini juga berlaku untuk pergerakan pekabaran injil, dimana kita mungkin termasuk dalam “berusaha dengan keras untuk mencapai sesuatu” dalam kemampuan kita untuk mendengar satu sama lain, menolak kejahatan/kekerasan dan bertindak dalam beramal.

Doa
Allah Bapa, engkau menciptakan kemanusiaan, laki-laki dan perempuan, dalam bentuk yang indah. Kami berdoa tanpa henti dan dengan satu pikiran dan hati bahwa siapapun yang lapar didalam dunia kami, akan di pelihara, mereka yang lemah akan diberi makan, semua orang akan diperlakukan dengan baik; dan semoga kami bisa menjadi alat-Mu dalam menyatakan keinginan kami untuk sebuah kenyataan. Kami memohon semua ini dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin


Hari 5 Berdoa teratur dengan hati yang sabar.
Bersabarlah dengan mereka semua (Tes 5:14)

Kel. 17:1-4 Mengapa?
Maz 1 Menghasilkan buah pada musimnya
1 Tes 5: (12a) 13b-18 Bersabarlah untuk mereka semuanya
Luk. 18: 9-14 Berdoa dengan kerendahan.

Refleksi
Kita tidak akan bisa puas mengenai perbedaan antara umat Kristen dan kita tidak sabar untuk saat/ hari rekonsiliasi itu datang. Tetapi kita juga harus sadar bahwa pekabaran injil adalah tidak berlanjut dalam irama yang sama di tempat mana pun.Beberapa terus maju kedepan dalam kemajuan dan ikatan, yang lainnya lebih berhati-hati. Sebagaimana Paulus menegaskan, kita harus bersabar dengan setiap orang.

Seperti orang Farisi dalam doa, kita dengan mudah dapat datang kepada Tuhan dengan arogansi terhadap mereka yang melakukan segalanya dengan benar: “ Saya tidak seperti orang lain”. Jika kita kadang –kadang tergoda untuk mengkritik keterlambatan atau kebodohan dari anggota gereja kita atau dari rekan dialog pekabaran injil kita, ajakan untuk bersabar merupakan hal penting dan merupakan peringatan waktu.

Kadang-kadang terhadap Tuhan kita memperlihatkan ketidak sabaran kita. Seperti orang-orang di padang gurun, kadang-kadang kita mempertanyakannya: mengapa kita tetap melanjutkan perjalanan yang menyakitkan ini jika semuanya itu tidak digunakan? Mari kita tetap percaya/yakin Tuhan merespon doa-doa kita, dengan cara-Nya sendiri dan dalam waktu-Nya sendiri. Dia akan menciptakan cara baru, untuk memenuhi kebutuhan hari ini, untuk membawa umat Kristen bersama-sama.

Doa
Tuhan, buatlah kami menjadi pengikut Mu, membantu, mematuhi firman Mu, siang dan malam. Dalam perjalanan kami menuju kesatuan, beri kami harapan melalui buah pada musimnya. Ketika prasangka dan kecurigaan mulai mendominasi, kami berdoa kepada Mu, berilah kami kemurahan, kesabaran yang perlu untuk rekonsiliasi. Amin


Hari 6 Selalu berdoa untuk karunia bekerja dengan Tuhan
Selalu bersyukur, berdoa tanpa henti (1 Tes. 5:16)

2 Sam 7:18-29 Daud berdoa dengan memuji dan bersyukur
Maz 86 Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan
1 Tes 5: (12a) 13b-18 Selalu bersyukur
Luk 10: 1-24 Mengutus tujuh puluh murid

Refleksi
Dalam doa, kita melayangkan keinginan/kehendak kita atas kehendak Tuhan dan berpartisipasi dalam pemenuhan gagasanNya. Kami membutuhkan roh kudus untuk megubah/menggugah hati orang yang percaya, agar kami memperoleh karunia untuk dapat bekerja dengan Tuhan dan menjadi bagian dari pelayanan dan pencapaian tujuan Nya. Sebagimana kita berdoa untuk ini tanpa henti, kita di harapkan bahwa “lebih banyak membutuhkan pekerja untuk menuai”. Pada pertemuan pekabaran injil, dan khususnya pada pertemuan tahunan “National Workshop” pada persatuan Kristen di Amerika Serikat, dikenali bahwa jika pergerakan pelayanan injil menghasilkan hasil pada saat ini dan pada generasi selajutnya, lebih banyak anak muda yang terlibat didalamnya. Kami membutuhkan lebih banyak pekerja untuk merasakan kenikmatan dari doa menjadi bagian dari pekerjaan Tuhan.

Pembacaan kita pada hari ke 6 memberikan kita pandangan yang luas mengenai apa arti bekerja demi untuk firman Tuhan. Daud, terkagum-kagum bahwa dia dapat menjadi bagian dari rencana untuk membangun bait suci yang megah untuk Tuhan, “dapatkah Tuhan dengan sungguh-sungguh tinggal dalam dunia?”maka disimpulkan, “saat ini semoga rumahmu diberkati dalam pelayanan, sehingga itu dapat berlangsung selamanya sebelum engkau”.

Doa pemazmur, “Ajari aku jalan Mu, Tuhan, sehingga aku dapat berjalan dalam kebenaran; berilah aku sebuah hati yang tak terbagi untuk mengagumi nama-Mu. Aku akan beryukur kepada Mu, Tuhan Allahku, dengan sepenuh hatiku, dan aku akan memuliakan nama-Mu selamanya”.

Dalam megutus tujuh puluh murid, Yesus menjelaskan bahwa melalui murid-murid-Nya, dan mereka yang datang dan percaya kepada-Nya melalui perkataan mereka, perdamaian-Nya dan berita-Nya bahwa “kerajaan Tuhan sudah dekat kepadamu” akan dinyatakan dalam dunia. Kegembiraan itu kembali, selain penolakan, Yesus bergembira atas keberhasilan melepas roh jahat dalam nama-Nya: pesanNya adalah jangan pernah berhenti dan menyerah.

Kehendak Tuhan adalah untuk menjadikan umat-Nya satu. Seperti umat Kristen di Tesalonika, kita diharuskan untuk “selalu bersyukur” dan “berdoa tanpa henti”, yakin bahwa sebagai mana kita berkomitmen dengan diri kita sendiri dengan sepenuhnya bekerja untuk Tuhan, harapanNya untuk kesatuan akhirnya akan terpenuhi.

Doa
Tuhan Allah, dalam kersatuan kesempurnaan Mu, membuat hati kami terbakar dengan keinginan dan harapan untuk bersatu sehingga kami tidak akan pernah berhenti bekerja untuk firman Mu. Kepada Mu Tuhan kami memohon. Amin

Hari 7 Berdoa untuk kebutuhan kita
…bantukah yang lemah (1 Tes 5:14)

1 Sam 1:9-20 Hana berdoa untuk seorang anak
Maz. 86 Dengarkanlah seruan ku permohonan ku
1 Tes 5: (12a) 13b-18 Kami memohon pada Mu … untuk menolong yang lemah
Luk 11: 5-13 Mintalah dan akan diberikan kepada mu

Refleksi
Tidak dapat melahirkan anak dan dalam stres yang berat, Hana berdoa kepada Tuhan untuk seorang anak dan dalam beberap waktu, doanya terjawab dan Samuel (yang berarti Saya memintanya dalam Tuhan) telah lahir. Dalam kitab Lukas, kita membaca Tuhan sendiri yang mengatakan kepada kita untuk “meminta dan maka akan diberikan” dan dalam kebutuhan kita, kita kembali kepada Tuhan dalam doa. Respon yang kita dapatkan mungkin tidak seperti yang kita harapkan tetapi Tuhan selalu menjawabNya.

Kekuatan doa sangatlah besar, khususnya pada saat kita terkait pada pelayanan, Dari firman Tuhan, kita tahu bahwa Kristus menginginkan kita untuk mencintai dan melayani satu samalain. Dalam surat Paulus kepada Tesalonika, tema khusus dari pelayanan terambil dari: “menoling yang lemah”. Kami tidak menemukan ketidak mungkinan untuk merespond pekabaran injil dalam cara-cara praktis untuk orang-orang yang lemah atau tertekan; gereja-gereja yang berbeda latarbelakang sering saling membantu satu samalinnya. Tetapi kesaksian mereka dalam beberapa situasi sangat lemah dengan adanya perbedaan mereka, dan ketika kita ingin berdoa bersama-sama, kami kadang-kadang sangat curiga akan perbedaan bentuk doa yang kami jumpai dalam tradisi-tradisi Kristen yang lain dengan yang kami miliki: doa Katolik Roma yang ditujukan kepada Tuhan melalui orang-orang suci atau Maria ibu Yesus; doa Orthodox yang liturgical; doa Pentakosta; spontanitas, doa Protestan yang ditujukan langsun kepada Tuhan, bahasa sehari-hari.

Walaupun demikian ada tanda-tanda dari sebuah pemikiran baru mengenai perbedaan bentuk/aturan dalam doa. Dengan itu Gereja-gereja Amerika, kelompok-kelompok spontanitas dan Pentakosta juga sudah mulai merasa lebih nyaman dalam pergerakan pekabaran injil. Diskusi dengan gereja Orthodox di World Council of Churches telah membawa pada penghargaan yang sangat besar terhadap setiap bentuk doa-doa yang lain.

Tanpa ragu, yakin akan kekuatan doa adalah hal yang biasa dalam tradiasi kita dan telah mencapai potensi yang lebih kedepan untuk kesatuan Kristen – sekali kita dapat memahami dan melewati perbedan-perbedaan kami. Kita harus memberikan doa yang mendukung dialog-dialog yang mencari perbedaan-perbedan diantara gereja-gereja kita dan yang mencegah kita bersama-sama di meja Tuhan. Berdoa bersama-sama sehingga doa peringatan dan mengucap syukur akan memungkinkan pengambilan langkah yang besar menuju pada kesatuan.


Doa
Bapa/tolong kami, Tuhan, menjadi satu dalam doa untuk kesembuhan dunia kami, untuk menyembuhkan perbedaan-perbedaan dalam gereja-gereja kami, dan diri kami sendiri. Agar kami tidak meragukan bahwa engkau mendengar dan akan menjawab kami. Dalam nama Yesus. Amin


Hari 8 Selalu berdoa agar mereka selalu menjadi Satu
Menjadi damai (1 Tes. 5: 13b)

Yes 11: 6-13 Serigala akan hidup bersama dengan lembuh
Maz 122 Kesejahteraan dalam lingkungan tembokmu
1 Tes 5: (12a) 13b-18 Berdamailah diantara dirikalian semua
Yoh 17: 6-24 Mereka semua menjadi satu

Refleksi
Keinginan Tuhan untuk manusia adalah agar kita hidup dalam damai satu dengan yang lain. Damai tidak hanya absen dari perang atau konflik; keinginan syalom oleh Tuhan yang bangkit dari rekonsiliasi manusia, seorang keluarga yang berpartisipasi didalam dan menampilkan perdamian yang juga dapat diberikan oleh Tuhan. Gambaran Yesaya mengenai serigala hidup bersama dengan lembuh, Leopard berbaring bersama dengan seorang anak kecil, menawarkan sebuah pandangan imajinatif dari masa depan yang dikehendaki oleh Tuhan untuk kita. Sementara syalom bukan sesuatu yang dapat kita karang/ciptakan sendiri, kita semua disebut sebagai alat perdamian Tuhan, sebagai seniman-seniman Tuhan dalam pekerjaan pendamian. Damai, seperti kesatuan, sebuah pemberian dan panggilan.

Yesus meminta persatuan untuk murid-muridNya tanpa memakai format dari hukum atau permintaan. Itu mengambil bentuk dari doa, permohonan-permohonan dipanjatkan kepada Bapa pada malam sebelum Yesus dibunuh. Itu merupakan doa yang muncul dari hati-Nya yang terdalam dan dari pelayananNya, sebagaimana dia menyediakan murid-muridNya untuk semua yang datang: Bapa, semoga semua menjadi satu.

Sebagaimana yang kami tandai 100th perayaan dari Octave/ Minggu doa untuk kesatuan umat Kristen, merayakannya dalam konteks mengingat/mengenang kembali, doa dan inisiatif untuk kesatuan Kristen sejak berabad-abad, kami melakunkanya dengan baik mengambil suplay dimana kita berada dalam menuntun perjalanan spiritualitas ini. Waktunya untuk berterimakasih untuk buah-buah yang banyak dari kesatuan doa. Di banyak tempat, ketidak senangan dan kesalah pahaman telah memberikan jalan untuk menghargai dan mebangun persahabatan antara Kristen dan komunitas Kristen. Kristen yang telah bersama-sama berdoa untuk kesatuan sering bergabung bersama-sama dalam kegiatan kesaksian yang sering dilakukan dalam firman Tuhan, dan bekerja sama dalam kebutuhan pelayanan yang besar. Dialog telah dibetuk untuk membagun jembatan-jembatan pengertian, dan menuntun kepada resolusi dari beberapa doktrin yang berbeda-beda dimana telah memisahkan kita.

Saat ini juga merupakan waktu untuk pertobatan, dalam perbedan kita, kita terus berdiri diatas tuntutan Yesus, doa untuk kesatuan, dan hal terpenting dari Paulus bahwa kita berdamai diantara diri kita masing-masing. Pada masa sekarang, Kristen secara publitas dibagi dalam banyak issu: selain untuk kelanjutan doktrin yang berbedah-bedah , kami sering berdebat satu samalainnya dalam pertanyan-pertanyan moral dan etik, dalam perbedan dan konflik satu samalainnya, kita jatuh/tergoda tidak kuat terhadap panggilan mulia untuk menjadi tanda dan alat persatuan dan damai yang diinginkan oleh Tuhan.
Apa yang akan kami katakan? Ada alasan untuk bergembira, and menyebabkan penderitaan. Ini merupakan saat dimana mengucapkan terimakasih untuk mereka-mereka generasi yang terdahulu yang telah menghabiskan waktu mereka dengan cuma-cuma untuk pelayanan rekonsiliasi, dan waktu untuk berkomitmen kembali kepada diri kita untuk menjadi seniman-seniman, untuk kesatuan dan perdamaian yang dikehendaki Kristus. Dan sudah waktunya untuk memikirkan tentang apa yang dimaksud dengan selalu berdoa, melalui perkataan dan perbuatan kita, melalui kehidupan gereja-gereja kita.

Doa
Tuhan, jadikan kami satu: satu dalam perkataan, sehingga sebuah pujian doa dapat muncul sebelum engkau; satu dalam tujuan/keinginan dan memperoleh keadilan; satu dalam cinta, melayani Mu dengan palayanan saudara-saudara kami; satu dalam keinginan dihadapan Mu, jadikan kami satu didalam Mu. Amin

01 Oktober 2007

Liturgi Wisuda

Salah satu pokok perbincangan setelah Acara Wisuda Sarjana STAKN Toraja tgl 1 Oktober 2007 adalah sambutan pejabat BPS Gereja Toraja yang menyentil liturgi Acara Wisuda yang memperlihatkan bahwa STAKN Toraja memang bukan lagi STT Rantepao (yang milik/bercorak Gereja Toraja). Rupanya pernyataan itu muncul karena lagu-lagu liturgis diambil dari tradisi Pentakosta, sehingga kebaktian penuh dengan gerak dan tepuk tangan.
Memang STAKN Toraja sebagai sebuah lembaga pendidikan milik pemerintah seharusnya bercorak ekumenis: terbuka menyambut semua tradisi denominasi gereja. Namun latar sejarah STAKN Toraja dari STT Rantepao / Gereja Toraja, dan kenyataan 90% mahasiswa dan dosennya dari Gereja Toraja penting pula menentukan "tradisi" STAKN Toraja. Ataukah, liturgi Wisuda ini masih bagian dari "demam Meko" dalam Gereja Toraja?

Salam

Intro

Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja adalah salah satu lembaga Pendidikan Tinggi Negeri yang berada di bawah naungan Departemen Agama c.q. Bimas Kristen Departemen Agama, berdasarkan Kepres No. 27 tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangkaraya dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja. Berrdasarkan Kepres ini, dikeluarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 347 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangkaraya dan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja.
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja adalah lembaga pendidikan yang cikal bakalnya adalah Sekolah Tinggi Teologi Rantepao (STT Rantepao). STT Rantepao sendiri adalah lembaga pendidikan teologi yang didirikan oleh Gereja Toraja pada tanggal 1 Oktober 1964. STT Rantepao lahir dari pergumulan dan keinginan Gereja Toraja untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Teologi untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga-tenaga pelayan yang masih dirasakan sangat kurang waktu itu.
Sekolah Tinggi Teologi Rantepao yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Teologi Gereja Toraja (YPTh), telah menghasilkan banyak tenaga-tenaga pelayan dalam lingkungan Gereja Toraja dan gereja-gereja lain (seperti: Gereja Toraja Mamasa, Gereja Ptotestan Indonesia Luwu, Gereja Protestan Sulawesi Tenggara, dll). Selain itu, juga telah dihasilkan guru-guru agama Kristen yang telah mengabdikan dirinya pada berbagai jenjang pendidikan di berbagai tempat bak sekolah negeri maupun pada sekolah-sekolah swasta.
Seiring dengan perjalanan waktu, Gereja Toraja menyambut positif keinginan pemerintah untuk mendirikan Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri di Tana Toraja, sehingga tidak keberatan jika keinginan itu direalisasikan melalui pendidikan teologi yang sudah ada yaitu STT Rantepao. Oleh karena itu STT Rantepao diserahkan ke negera c.q.Departemen Agama untuk diproses menjadi Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja melalui Keppres No.27 tahun 2004 tanggal 12 April 2004.
Dari sejarah singkat ini dapat diketahui bahwa STAKN Toraja memiliki ikatan historis dan ikatan moral yang kuat dengan Gereja Toraja c.q. STT Rantepao. Diharapkan ke depan, ikatan ini tetap menjiwai proses dan perjalanan STAKN Toraja.