01 Oktober 2007

Liturgi Wisuda

Salah satu pokok perbincangan setelah Acara Wisuda Sarjana STAKN Toraja tgl 1 Oktober 2007 adalah sambutan pejabat BPS Gereja Toraja yang menyentil liturgi Acara Wisuda yang memperlihatkan bahwa STAKN Toraja memang bukan lagi STT Rantepao (yang milik/bercorak Gereja Toraja). Rupanya pernyataan itu muncul karena lagu-lagu liturgis diambil dari tradisi Pentakosta, sehingga kebaktian penuh dengan gerak dan tepuk tangan.
Memang STAKN Toraja sebagai sebuah lembaga pendidikan milik pemerintah seharusnya bercorak ekumenis: terbuka menyambut semua tradisi denominasi gereja. Namun latar sejarah STAKN Toraja dari STT Rantepao / Gereja Toraja, dan kenyataan 90% mahasiswa dan dosennya dari Gereja Toraja penting pula menentukan "tradisi" STAKN Toraja. Ataukah, liturgi Wisuda ini masih bagian dari "demam Meko" dalam Gereja Toraja?

Salam

2 komentar:

Anonim mengatakan...

about Liturgy wisuda????
secara pribadi, saya enjoy aja. kalau salah seorang pejabat BPS-GT menyentilnya, nyantai aja lagi. toh tidak semua pejabat BPS-GT ikut ngomong gitu. kan, kadang orang diminta berbicara mewakili lembaga tetapi yang di ungkapkan adalah kata hatinya. maaf loh.... asumsi itu gak selalu benar tapi itu juga gak selalu salah. :)

Anonim mengatakan...

STAKN Toraja tidak lebih dari perpanjangan proyek salah satu departemen terkorup di Indonesia: Departemen Agama. Kalau uang sudah bicara, maka orang tidak peduli lagi pada tradisi, termasuk para dosen murahan yang begitu mudah menerima uang-uang negara. isealisme telah luntur, semua pelajaran di Alkitab tentang bagaimana orang Israel berkali-kali jatuh hanya lah menjadi omong kosong setiap hari di STAKN Toraja. Mahasiswa dibuat tertidur, dibuat hanya bisa menerima bahwa kerjanya adalah belajar, tidak boleh memprotes hal2 yang tidak benar kalau tidak mau di DO... Kampus teologi yang tidak teologis lagi. kasihan, sungguh kasihan. kampus murah yang murahan...